Kurus
atau gemuk bukan patokan anak sehat atau tidak sehat. Anak sehat tidak bisa
dilihat melalui kasat mata, tetapi perlu dilihat di grafik KMS-nya. Apakah
kenaikan BB sesuai dengan KBM (Kenaikan BB Minimal) atau tidak? Jika masih
sesuai berarti tidak kurang gizi.
Ingat anak cacingan atau tidak hanya bisa diketahui ketika sudah dicek
laboratorium. Tidak bisa dilhat secara kasat mata. Padahal ada banyak faktor anak itu jadi kurusan setelah satu tahun ke atas.
Anak di atas satu tahun, memang tidak akan segembul waktu bayi.
Di
antara faktor anak setahun ke atas tidak bisa segemuk waktu bayi di antaranya
adalah sebagai berikut:
- Proporsi kepala dan badan saat bayi lebih besar dibanding saat toddler (BATITA).
- Baby fat juga banyak berkurang sehingga bayi tembem akan terlihat memanjang ketika BATITA (bukan membulat lagi).
- Kenaikan BB anak memang tidak sebanyak waktu bayi, apalagi saat tiga bulan pertama, bayi akan mengalami kenaikan BB sebanyak dua kilo dalam sebulan, sedangkan BATITA mengalami kenaikan BB satu kilo dalam setahun itu sudah bagus.
- Faktor keturunan juga perlu dilihat. Kalau di antara kedua orang tua punya kakek-nenek, ibu-bapak yang gemuk, boleh jadi memang si anak punya masalah pada gizi dan si ibu tidak memerhatikannya. Namun, kalau dari keturunan saja sudah kurus, terus ingin punya anak segendut boboho, maka itu hanya mimpi.
- Pola makan yang tidak teratur. Jam makan yang tidak teratur juga menjadi penyebab anak susah gemuk. Maksudnya jam makan anak harus teratur, karena kata beberapa dokter, anak harus memiliki jeda waktu makan, minimal 4 jam agar perutnya siap kembali diisi makanan dan anak juga harus disiplin makannya. Sebab, jika makannya tidak disiplin anak jadi malas makan dan ini yang bisa membuat anak kurus. Mereka jadi suka mengonsumsi camilan daripada makan utama. Anak harus mengenal lapar supaya mau makan. Itulah sebabnya, harus diatur jam makan utama dan selingan. Tidak setiap waktu melihat roti dikulkas ambil camilan. Menemukan buah dimakan. Kalau seperti itu anak tidak bisa kenal rasa lapar.
- Pemilih makanan, jadi anak hanya mau makan dengan salah satu jenis makanan saja. Jadi gizinya kurang. Seharusnya makan itu dengan menu gizi seimbang.
- Kurang istirahat. Di masa pertumbuhan, anak membutuhkan istirahat yang cukup untuk membentuk sel-sel baru dalam tubuhnya. Anak yang kurang istirahat bisa cepat lelah.
Sebenarnya terlalu gendut pun tidak bagus. Apalagi obesitas, karena bisa jadi
gizinya tidak terserap dengan baik. Intinya para orang tua juga jangan terlalu
senang kalau anaknya gendut dari susu. Gendut karena susu ini bahaya sekali
menurut dokter. Penggunaan susu juga harus dibatasi, karena gula yang
terkandung pada susu bisa menyebabkan obesitas dan diabetes. Konsumsi susu
secara berlebihan juga bisa menghambat penyerapan zat besi.
Sebenarnya selain BB anak ada aspek pertumbuhan lain yang lebih penting dan
perlu dipantau, yaitu panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB), Indeks Massa
Tubuh (IMT), dan lingkar lengan atas. Buat
Ibu-ibu yang punya anak kurus jangan minder, lihat KMS dan plot grafiknya serta
lihat kenaikan BB sesuai KBM tidak, kalau masih sesuai dan grafiknya naik
berarti anak kita normal. Kecuali jika kenaikan BB tidak sesuai dengan KBM atau
tidak naik selama tiga bulan berturut-turut, maka kita harus waspada. Bawa anak
kita ke dokter untuk konsultasi, takutnya mengalami kejadian yang tidak
normal.
Buat ibu-ibu yang punya anak gendut dan gembil stoplah menjudge anak orang lain
kurusan, atau apalah, kita tidak tahu kondisi anak itu bagaimana kesehariannya,
susah makankah atau tidak? Jangan menambah beban mental ibu lain, karena sudah
stres memikirkan anaknya, ditambah lagi harus memikirkan omongan orang lain.
Intinya jangan membandingkan anak kita dengan anak orang lain, kita saja tidak
suka kalau dibandingkan dengan ibu lainnya.
Jangan lupa follow akun sosial media kami di: